Dear Lappii*
Malam ini, kuajak
jemariku bersenandung ria. Menari lincah diatas tuts keyboard yang benar-benar
pasrah. Kupaksa dia mengikuti kerja otakku, yang setelah kutelusuri ternyata si
otak juga merupakan pelampiasan si hati. OHHHHHH..
Pernah merasa sulit
pindah hati ? Pernah. Oke, kalau urusannya bukan pada orang.. ehm maksudku pada
sesuatu yang raganya semu, tetapi rasanya benar-benar nyata ?
Setiap orang bebas
bermimpi bukan ? bebas berangan-angan ? bebas berambisi ? bebas melambungkan
berbait-bait bahkan berjuta-juta doa panjang ? Iya. Kalau belum terkabul,
maksudku statusnya belum berubah, masih mimpi bukan kenyataan. Bolehkah dia
menangis ? mengadu setiap saat ? merasa bimbang ? dan masih mengharapkan mimpi
yang sama ?
Coba bayangkan, ketika
sesuatu yang benar-benar sudah dibangun bertahun-tahun. Banyak bahan dan
material pondasi dasar yang telah disiapkan, doa, usaha dan semangat. Sesuatu
yang benar-benar tidak instan, dan ketika satu langkah lagi menujunya, ternyata
Tuhan berkata “belum saatnya”. :”) bangunannya mulai rapuh…… tetapi, entah
kenapa semangat untuk memperbaikinya masih ada ? doa untuk kembali membangun
terus mengalir, dan keinginan untuk terus berusaha masih benar-benar ada.
Disisi lain, aku telah
memiliki bangunan baru. Bangunan siap pakai, aku hanya perlu mendesainnya untuk
memperindah, merawat, dan benar-benar membuatnya menonjol dibanding bangunan
lain. :”)
Ya,
Allah…………….. apa ini yang dimaksud tidak bersyukur ? apa ini yang dimaksud
mengangankan kesemuan, dan mengenyampingkan kenyataan ? LL
~~~~```~~~~``~~~~``~~~~``~~~~``~~~~``~~~~``~~~~``~~~~``~~~~``~~~~``~~~~``~~~~``
*panggilanlaptop
warning : Ehmmmm.... ini hanya coretan tidak jelas, abaikan saja !!!
Komentar
Posting Komentar