Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Aku Kepada Aku

Kubilang padamu mudah saja membuat orang lain terluka. Berhenti nyaman denganmu. Sederhana, bahkan kadang kau gak sadar. Kataku, kata-katamu. Yang kutahu melupa itu sulit, apalagi untuk kata-kata. Bikin terngiang-ngiang. Maka jangan salah kata. Pikirkan dalam berkata-kata. Sulit sekali memang menjaga kata, kata yang baik-baik. Yang tidak berpotensi menyakiti. Membahagiakan bukan hanya untuk kau saja.  Juga bertindak. Kau mungkin suka seperti itu, tapi...pikirkan mungkin hanya kaukah yang suka? atau bisa jadi ada satu dari sepersekian yang gak suka. Nyatanya tetap ada yang gak suka kan? kubilang lagi ya, senyum bukan berarti gak apa-apa. Bukan berarti dia setuju, menerima. Kau perlu bayangkan, kalau kau jadi dia. Akan apa-apa? Pun tidak katamu, bagi dia belum tentu. Singkatnya, bagimu bercanda bisa jadi dia anggap serius? Kita gak pernah tahu, toh hati punya masing-masing. Kau mesti tahu pula, ada fluktuasi mood. Entah lagi di puncak atas, bawah, atau dimana-mana. Jadi,

Jarum dan benang

Bicara soal jarum dan benang, saat di kost-an, ini yang bikin aku selalu ingat rumah :" Mama sama bapak selalu rewel soal baju/celana yang "robek/bolong". Bukan apa-apa sih, kata bapak itu mencerminkan banget betapa malasnya kita, haha. " Apalagi, ayuk cewek. " Duh, fix. Andalan banget ini, haha. Makanya agak bersalah aja saat membiarkan beberapa baju/celana di kost-an yang robek -akibat terlalu atraktif-, disini mana ada yang ngingatkan? mau dibiarkan robek sampe lulus kuliahpun gak masalah. Toh mama dan bapak mana tau. Jadilah, sore itu di waku yang sengaja "disenggang-senggangkan" aku beli jarum, dan benang juga tentunya. Sepaket, kayak aku sama kamu, saling melengkapi merajut kasih #EHHHH. Mulai menjahit, aku makin ingat rumah hiks :" ingat bapak, mama, adek yang selalu setia mendengarkan ceritaku, makanan rumah, kucing-kucing, ah tiba-tiba ... only hate the road when I missin' home. Setidaknyalah, obat rindu ini adalah b