Ada hal yang masih mengganjal, tertahan dan harusnya diungkapkan. Entah kenapa ini menjadi tak sederhana atau mungkin aku yang membuatnya rumit. Bukan apa-apa, tapi aku takut saja, ini malah tidak berarti –lagi- bagimu. Begitulah, itulah kenapa aku rapat-rapat menyimpannya. Dulu, aku menunggu waktu bertemu, dan saat waktu itu ada, aku malah berlalu, menghindar, dan tidak ada yang mau memulai, setidaknya menghapus kekakuan, saling menyapa dan menghidupkan obrolan. Kita sama-sama melewatkan waktu ini, sekali lagi aku takut ini benar-benar tidak berarti –lagi- bagimu. Kau tahu alasanku begini? karena aku merasa ada di pihak bersalah, aku merasa.. Sejak dulu, begitulah aku hanya bisa menghindar, menjauh dan merasa menghilang. Aku salah. Ada perasaan menyesal saat sekarang akhirnya kita tidak baik-baik, dan aku yang membuat keadaannya seperti ini. Kuakui. Tapi, melihatmu aku lagi-lagi takut ini malah tidak berarti –lagi- bagimu. Kamu, aku tidak tahu bagaimana mengungkapkannya. ...