Entah kenapa lagi pengen share something random Hihi. Mianhe. Anyway, foto diatas adalah masakan-ku 3 hari berturut-turut pasca lebaran kemarin, orang rumah katanya udah mulai bosyen makan-makanan khas idul fitri. Dan katanya lagi pengen dong makan dibuatin si "anak kos yang pulang 2 minggu sekali" haha. Eits, tolong jangan bayangkan aku seorang yang jago. hihi. Malah sering eksperimen, kadang sukses, kadang gagal. Cuma, mama, bapak sama Anjar adalah fans setia masakanku. Setidaknya, 2 genre sudah mewakili yaa. HAHA.
Bicara masak? entah kenapa menurutku adalah keharusan seorang wanita untuk bisa masak. Karena nantinya (re : pasca wedding) salah satu hal penting yang namanya "urusan rumah tangga" adalah dapur dan segala detail-detailnya. Kalau gak bisa masak terus masa dapurnya gak fungsional? hihi. Sayang aja gitu, kalau harus mengalokasikan budget rumah tangga untuk "beli makan diluar", and somehow kita gak bisa menghindari michin dan zat aditif lainnya. Gak kebayang kalau terus-terus mengakumulasikan zat-zat tersebut dalam tubuh, hihi. Lagian yaa, pasti bahagia banget saat orang rumah menyukai masakan kita, pengen makan di rumah terus hihi, lumayan kan bisa ngirit dong :p dan makan di luar hanya improvisasi, jangan dibalik yaa HAHA.
Maka itulah mengapa wanita juga harusnya rajin belajar masak, ditengah rajin belajar mempersiapkan karier masa depan. Gimanapun, kita harus keren di luar dan di dalam rumah, ya gak? Aku setuju saat seorang mengatakan, "wanita harus punya batasan berkarir", jangan jadi worka holic. Anggap saja berkarir itu, untuk explore diri, mencari wawasan biar ilmunya bisa diaplikasikan dalam mendidik anak, bukan sepenuhnya mencukupi kehidupan rumah tangga. Jangan terlalu serius mengejar dunia, mengumpulkan "materi" yang sama sekali gak dibawa ke akhirat.
Semoga ya, semoga nantinya karier tidak membutakanku. Gimanapun rasanya aku tetap ingin mengaplikasikan ilmuku di masayarakat, pengen terjun langsung ngasih Conseling seputar obat ke masyarakat hehe (re : pengen kerja). Cuma ya, kalaupun jalannya jadi Apoteker Pribadi Suami dan Anak why not ?
Jalanku benar-benar masih panjang. Harus melewati Skripsi berikut Seminar Proposal, Penelitian, Seminar Hasil, Sidang Kompre, Wisuda, Profesi Apoteker, Sumpah Apoteker, Ujian Kompetensi Apoteker, Job Seeker.
Setidaknya, aku sudah belajar masak.
Jemari's
Komentar
Posting Komentar